Wanita terkadang mengalami dilema antara ingin berhenti bekerja demi mengurus anak atau tetap terus menjadi karyawan setelah melahirkan. Anda mengalaminya? Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan dilakukan sebelum memutuskan, seperti dikutip dari BabyCenter:
1. Hitung Semua Pengeluaran
Mulailah dengan membuat daftar semua pengeluaran Anda dan suami, seperti berapa untuk membayar cicilan rumah, belanja bulanan, rekening listrik, telepon dan air, asuransi, pensiun dan lain-lain. Pastikan Anda sudah memasukkan semua pengeluaran yang memang wajib dikeluarkan setiap bulan dalam daftar tersebut.
Setelah menuliskan apa saja daftar kebutuhan utama, mulailah menulis daftar pengeluaran tambahan. Contohnya uang yang Anda keluarkan untuk bersenang-senang (menonton film atau makan di restoran), memotong rambut, langganan majalah, membeli hadiah ulang tahun dan lain-lain.
Jangan lupa juga untuk memasukkan pengeluaran tidak terduga dalam daftar tersebut. Misalnya untuk memperbaiki rumah yang rusak atau membayar biaya ke dokter yang tidak ditanggung asuransi.
2. Pikirkan Keuntungan dan Kelebihan
Kalau semua pengeluaran sudah dicatat, Anda akan lebih paham berapa sebenarnya uang yang dibutuhkan setiap bulannya. Coba hitung apakah dengan Anda berhenti bekerja, semua pengeluaran tersebut tetap bisa terbayar.
Dengan berhenti bekerja pun sebenarnya ada uang yang bisa dihemat. Anda tidak lagi perlu mengeluarkan uang untuk transportasi sehari-harinya. Anda jadi bisa memasak makanan sendiri, lebih hemat belanja baju, sepatu, tas dan masih banyak lagi.
Tapi ada ketidakuntungan yang akan Anda dapat juga jika berhenti bekerja. Contohnya, asuransi diri yang awalnya ditanggung perusahaan kini harus Anda bayar sendiri. Begitu juga asuransi anak yang diberikan oleh sejumlah perusahaan.
Kalau memang Anda memutuskan untuk berhenti bekerja sementara, perlu diingat juga, belum tentu kalau nanti Anda kembali, gaji yang didapat bisa sebesar dulu. Namun ini juga tergantung seberapa kompeten diri Anda.
3. Cermati dengan Baik
Seluruh daftar pengeluaran tersebut tentu tidak akan membuat Anda pusing untuk berpikir seandainya gaji suami bisa menanggung semuanya. Hal berbeda Anda rasakan ketika ternyata gaji suami seorang kurang cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran tersebut.
Kalau memang hal itu yang terjadi, Anda masih bisa tetap mencari jalan keluar. Coba ajak suami duduk bareng dan pikirkan hal apa saja yang bisa dilakukan agar seluruh pengeluaran itu bisa tetap terbayar.
Misalnya saja, mungkin ada cara untuk memangkas pengeluaran tersebut. Atau pengorbanan apa yang harus Anda dan suami lakukan agar rencana berhenti bekerja ini bisa terwujud.
Jika Anda memutuskan untuk berhenti bekerja, meski kondisi keuangan kurang mencukupi, pastikan saat bicara dengan suami Anda sudah memiliki rencana. Hitung dengan baik apa yang bisa Anda hemat sehingga gaji suami cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan keluarga. Bisa saja Anda memberi usul untuk bekerja dari rumah seperti misalnya membukan online shop.
4. Jangan Menyerah
Jika berhenti bekerja secara total bukan pilihan terbaik, cari lagi aternatif cara lainnya agar keuangan keluarga Anda tetap bisa dalam kondisi sehat. Mungkin Anda bisa mencari pekerjaan lain yang jam kerjanya lebih fleksibel.
Kalau memang ternyata alternatif pekerjaan itu tidak ada, berarti Anda harus mencari cara agar bisa lebih menghemat pengeluaran. Jangan langsung buru-buru melakukan penghematan di mana-mana.
Berhemat itu mirip seperti diet, jika Anda melakukannya secara tiba-tiba, Anda bisa saja mengalami shock dan mudah menyerah. Mulailah berhemat untuk beberapa hal saja, jangan langsung memangkas semua pengeluaran yang Anda anggap tidak perlu. Setelah Anda bisa melakukannya, barulah secara perlahan lakukan penghematan lainnya.