Tel Aviv, - Para militan Palestina bersumpah akan
membalas kematian seorang pria Palestina di penjara Israel. Atas ancaman
ini, pemerintah Israel meminta Otoritas Palestina untuk menenangkan
para militan."Israel mengharapkan Otoritas Palestina untuk bertindak secara bertanggung jawab guna mencegah hasutan dan kekerasan yang hanya akan memperburuk situasi," kata Mark Regev, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada kantor berita AFP, Selasa (26/2/2013).
"Pada akhirnya, bukan kekerasan namun pembicaraan damailah yang dibutuhkan," imbuhnya.
Ribuan orang berkumpul di desa Sair, Tepi Barat pada Senin (25/2) untuk pemakaman Arafat Jaradat, pria Palestina yang tewas di dalam penjara Israel pada akhir pekan lalu. Otoritas Palestina menyebut Jaradat telah disiksa di selnya hingga tewas.
Atas kematian pria berumur 30 tahun itu, kelompok Brigade Martir Al-Aqsa bersumpah akan membalasnya. "Kejahatan mengerikan ini tak akan dibiarkan tidak dihukum dan kami berjanji pada pendudukan Zionis bahwa kami akan membalas kejahatan ini," demikian pernyataan kelompok yang merupakan sayap bersenjata gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Jaradat ditahan otoritas Israel pada 18 Februari lalu dan meninggal lima hari kemudian di selnya. Pria itu ditahan karena dituduh melemparkan batu ke para pemukim Yahudi. Otoritas Israel menyatakan, Jaradat tampaknya tewas akibat serangan jantung. Namun hasil autopsi atas jasad pria Palestina itu menunjukkan adanya memar-memar pada tubuhnya, kerusakan otot dan sejumlah tulang yang patah.
Pejabat-pejabat Palestina pun yakin bahwa ayah dua anak itu telah mengalami penyiksaan selama ditahan Israel. Namun Israel membantah tuduhan ini. Ditegaskan bahwa penyiksaan bertentangan dengan hukum Israel.
