Pilihannya jatuh kepada turbo kit buatan Zage. Paket sudah lengkap dan tinggal pasang, tanpa kendala berarti. "Hanya tinggal melubangi oil pan saja kok buat oil return, sisanya plug and play," ungkap cowok berumur 19 tahun ini.
Blow-off Zage terpaksa dipensiunkan. Sebagai gantinya dipercaya keluaran HKS. Boost diset di angka 0,35 bar supaya aman dengan internal mesin yang masih standar. Tak lupa untuk memudahkan tuning dipakailah Dastek Unichip Q+ dan Dastek i-Driver serta Dastek throttle module. Hasilnya sanggup mencapai 165 dk.
"Kepala silinder juga sudah kena mata bor tuner untuk dihaluskan lubang isap dan buangnya," ujar pehobi travelling ini. Kemudian throttle body di-reamer sedikit dan di-polish supaya aliran udara yang masuk ke intake manifold lebih lancar. Pada bagian yang terbuat dari besi campuran pun, kena sentuh walau hanya sekadar menghaluskan kulit jeruknya.
Lucu juga kalau sekadar menaikkan performa dan handling, tapi tampilan bodi dan interior masih standar. Ronald akhirnya mengganti kap mesin aslinya dengan bahan serat karbon buatan Taiwan berikut fender dan bagasi. Masuk ke bagian interior, tidak banyak yang berubah, hanya mengganti jok model reclining Recaro SR3. Indikator untuk memantau tekanan oli, volt meter dan temperatur oli merk Auto Gauge turut mengisi dasbor.
"Ubahan sekarang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Boost turbo lebih enak. Tapi saya masih kurang puas, harus membenahi internal mesin supaya bisa menaikkan boost ke 0,7 bar nih," tutup cowok yang tinggal di daerah Bogor.