Insiden ini menambah daftar masalah yang mendera pesawat sipil pertama Rusia pasca era Uni Soviet tersebut. Masa depan program Sukhoi Superjet 100 ini mengalami ketikdakpastian tahun lalu, setelah salah satu pesawatnya jatuh menabrak Gunung Salak saat penerbangan promosi di Indonesia.
Hasil penyelidikan menyebutkan, kecelakaan itu sebagain besar diakibatkan kesalahan pilot.
Sebelumnya, maskapai Rusia, Aeroflot juga telah mengkandangkan empat dari 10 pesawat Sukhoi Superjet miliknya awal bulan ini, dikarenakan masalah teknis. Aeroflot merupakan satu-satunya maskapai yang menerbangkan pesawat tersebut saat ini.
Dalam insiden yang terjadi di bandara Sheremetyevo pada Minggu, 24 Februari malam waktu setempat, seperti diberitakan media Rusia, Interfax dan dilansir Reuters, Selasa (26/2/2013), pesawat Sukhoi Superjet 100 yang bertolak dari Moskow menuju kota Kharkiv, Ukraina itu terpaksa dibatalkan setelah pesawat mulai meraih kecepatan untuk lepas landas.
"Karena alasan yang tidak diketahui, sistem kendali untuk mesin nomor 1 gagal dan kru memutuskan untuk membatalkan lepas landas," ujar sumber menara pengawas udara di bandara tersebut.
Tidak jelas berapa banyak penumpang yang berada di dalam pesawat. Sumber yang dekat dengan Sukhoi membenarkan adanya kegagalan lepas landas tersebut. Namun dia menyebutkan masalah perawatan pesawat oleh maskapai sebagai penyebabnya. Sementara Aeroflot tidak berkomentar atas insiden ini.