Risalah ini pada hakikatnya sama dengan surat rahasia
yang ditulisnya kepada Ayatullah Al-Uzhma Boroujerdi. Dalam risalah
ini, Einstein membuktikan teori relativitasnya dengan ayat-ayat
Al-Quran dan hadis-hadis dari buku Nahjul Balaghah dan Bihar Al-Anwar.
Ia
mengatakan, hadis-hadis punya muatan seperti ini tidak bakal di mazhab
lain. Hanya mazhab Syiah yang memiliki hadis dari para Imam mereka
yang memuat teori kompleks seperti Relativitas. Sayangnya, kebanyakan
ilmuannya tidak mengetahui hal itu.
Salah satu hadis yang menjadi
sandarannya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Allamah Majlisi
tentang Mi’raj jasmani Rasulullah saw. Disebutkan, “Ketika terangkat
dari tanah, pakaian atau kaki Nabi menyentuh sebuah bejana berisi air
yang menyebabkan air tumpah. Setelah Nabi kembali dari Mi’raj jasmani,
setelah melalui berbagai zaman, beliau melihat air masih dalam keadaan
tumpah di atas tanah.”
Einstein melihat hadist ini sebagai
khazanah keilmuan yang mahal harganya, karena menjelaskan kemampuan
keilmuan para Imam Syiah dalam relativitas waktu.
Menurut
Einstein, formula matematika kebangkitan jasmani berbanding terbalik
dengan formula terkenal “relativitas materi dan energi”.
E = M.C2 >> M = E :C2
Artinya, sekalipun badan kita berubah menjadi energi, ia dapat kembali berujud semula, hidup kembali.
Dalam
suratnya kepada Ayatullah Al-Uzhma Boroujerdi, sebagai penghormatan ia
selalu menggunakan kata panggilan “Boroujerdi Senior”, dan untuk
menggembirakan roh Prof. Hesabi, ia menggunakan kata “Hesabi yang
mulia”. Naskah asli risalah ini masih tersimpan dalam Safety Box
rahasia London (di bagian tempat penyimpanan Prof. Ibrahim Mahdavi),
dengan alasan keamanan.
Risalah ini dibeli oleh Prof. Ibrahim
Mahdavi (tinggal di London) dengan bantuan salah satu anggota
perusahaan pembuat mobil Benz seharga 3 juta dolar dari seorang penjual
barang antik Yahudi. Tulisan tangan Einstein di semua halaman buku
kecil itu telah dicek lewat komputer dan dibuktikan oleh para pakar
manuskrip.