Sekarang
ini televisi udah nggak di monopoli TVRI lagi bro, alias multichanel,
jadi orang-orang demokratis dalam memilih chanel kesukaan mereka. Hal
ini yang menyebabkan timbulnya ide pembuatan remote televisi, memberi
kenyamanan bagi pemirsa untuk gonta-ganti chanel (emangnya betah
terus-terusan ganti chanel pake jempol kaki?hehe…). Ada seorang teman
nih yang curhat katanya gak bisa nonton TV gara-gara remote-nya
rusak…What??? yang rusak sebenarnya Remote atau Mata ya? Sampe gak bisa
nonton..hehe…NAH, hal ini yang membuat saya tertarik memposting Remote
TV, pengen tau sejarah penemuan n penemu barang yang membuat penilaian
chanel televisi berada di ujung jari penonton…. hehe Cekidot!!!
SEJARAH REMOTE TELEVISI
Remote
Televisi dikembangkan pertama kali oleh Zenith Radio Corp tahun 1950,
“Lazy Bones”–merk dagang pertama remote tersebut– dengan lagu iklan
“Prest-o! Change-O! Just Press a Button… to Change a Stasiun” dalam
pengoperasiannya masih menggunakan kabel yang dihubungkan dengan TV.
Inovasi ini kurang mendapat sambutan dari konsumen pada saat itu
berhubung kabel yang menjulur antara remote dan TV sering mengakibatkan
kaki tersandung (tersandung ato tersanjung ya? Hehe).
Tahun 1955 Zenith menghilangkan kabel dan menggantinya dengan teknologi
cahaya (Flashmatic), dimana seberkas cahaya/sinar dipancarkan dari modul
remote untuk mengendalikan sel photo yang terdapat pada TV. Sayangnya
sel foto pada TV kurang bisa mengenali mana cahaya yang datang dari
remote dan cahaya yang datang dari sumber lainnya, sehingga terkadang
ketika ada terkena lampu ruangan/sinar matahari, saluran ato volume pada
TV dapat berpindah dengan sendirinya.
ahun
1956 Robert Adler mengembangkan teknologi baru dengan gelombang
ultrasonik (Space commands). Pada modul remote terdapat piezoelektrik
penghasil gelombang ultrasonik, sedangkan pada TV tertanam mikrofon yang
telah di tune pada frekuensi yang sama. Banyak keluhan dari konsumen
bahwa gelombang yang dihasilkan dari remote tersebut mengganggu binatang
peliharaan terutama anjing. Kemudian saluran atau volume dapat
berpindah sendiri bila ada frekuensi dari alat lain yang senada dengan
frekuensi pada TV. Pada dasarnya teknologi ini rentan akan interferensi
frekuensi.
Penggunaan remote control semakin rumit ketika pada tahun 1970 BBC
memperkenalkan moda teletext dengan merk dagang Ceefax pada dunia siaran
komersial TV. Teletext membutuhkan teknologi yang dapat menginput data
biner pada TV, tidak hanya pemindahan saluran dan volume seperti halnya
remote TV terdahulu. Kita di Indonesia juga sempat mengenal teletext
pada medio 90-an namun tidak berlangsung lama. Sistem awal Ceefax
teletext sendiri masih bergantung pada kabel karena saat itu belum ada
teknolgi nirkabel yang mumpuni bagi moda teletext.
Baru pada 1977, ITT mengembangkan teknologi remote control menggunakan
sinar infra merah. Sistem ini masih terus digunakan sampai saat ini dan
ITT protocol menjadi sistem standar bagi penggunaan bentuk
telekomunikasi yang menggunakan sinar inframerah.
PENEMU REMOTE TELEVISI
Bicara
tentang remote TV, tak mungkin melupakan jasa seorang ahli fisika
bernama Robert Adler. Dialah orang yang berjasa menciptakan alat yang
bukan saja membuat praktis dalam menonton televisi, tapi juga
mempengaruhi peradaban umat manusia. Remote control temuan Adler
diperkenalkan setengah abad silam, tepatnya pada tahun 1956, saat ia
menjabat Direktur Riset Zenith Electronics, produsen televisi AS. Remote
control bernama Space Command itu lahir ketika bangsa AS memasuki era
emas pertelevisian, ketika fungsi televisi mengalami perubahan dari
semula barang luks (mewah) menjadi sumber informasi dan hiburan
masyarakat.
Memang, ketika pertama diluncurkan, Space Command tergolong bukan gadget
yang “nyaman” jika diukur dengan standar zaman sekarang. Bagaimana
tidak, beratnya saja hampir 1 kg (sekitar 8 ons), sementara harganya
yang mencapai 100 dolar AS kala itu, setara dengan sepertiga harga
pesawat televisi. Namun demikian, temuan remote control Space Command
tercatat sebagai state of the art dan puncak penampilan dari sebuah
pencarian yang panjang.
Harus diakui pula, Robert Adler bukanlah orang pertama yang menemukan
remote control. Lebih tepat ia sebagai penyempurna atas temuan
sebelumnya yang juga diluncurkan oleh Zenith dengan berbagai macam
kelemahan.
Di
sinilah konsep remote control Adler masuk. Berbeda dengan prinsip kerja
remote hasil gagasan Polley, remote control Adler yang diberi nama
Space Command menggunakan ultrasonik atau suara frekwensi tinggi yang
dihasilkan dengan cara menekan tombol yang terbuat dari lempengan
aluminium tipis. Alat ini tak butuh baterai dan dikenal sebagai “the
clickers” karena tidak berisik. Kampanye atau promosinya cukup menarik,
“Nothing between You and The Set, but Space” (Tak ada apapun antara Anda
dan pesawat televisi, kecuali Space (ruang).” Remote ini dengan cepat
menggantikan Flashmatic dan teknologi ini menjadi standar industri
pertelevisian hingga tahun 1980-an, ketika sinyal infra merah menjadi
standar remote yang baru. Siapa Robert Adler?
Robert Adler lahir di Wina pada tanggal 4 Desember 1913 dari sebuah
keluarga kelas menengah yang mapan dari Austria. Ibunya adalah seorang
dokter dan ayahnya ahli sosiologi. Setelah mendapat gelar PhD dalam
bidang fisika dari Universitas Wina tahun 1937—saat NAZI menganeksasi
Austria—ia kemudian berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain,
mulai dari Belgia, Inggris hingga akhirnya ke AS pada tahun 1941. Ia
langsung bergabung dengan Zenith Electronics di Chicago, yang memberinya
keleluasaan mengejar projek apa pun yang dia inginkan.
Selama
PD II Adler bekerja pada bagian oskilator frekuensi tinggi dan filter
elektro mekanik radio pesawat terbang. Usai PD II ia meneruskan
pekerjaan pada teknologi televisi, di mana ia mampu menemukan sejumlah
peralatan dan berjasa dalam revolusi petelevisian. Adler memelopori
penggunaan teknologi penggunaan tabung hampa udara bercahaya yang
meningkatkan kualitas transmisi audio televisi. Ia juga menjadi pelopor
dalam pengembangan teknologi gelombang akustik permulaan yang menjadi
dasar bagi pengembangan teknologi layar sentuh (touch screen).
Dalam kiprahnya selama 60 tahun di Zenith, mulai dari sebagai direktur
riset dan menjadi konsultan lepas setelah ia pensiun pada tahun 1979,
Adler telah mengantongi lebih dari 180 paten. Meskipun remote control
adalah puncak temuan yang mengantarkannya pada ketenaran, ia mengaku
bangga atas temuan lainnya.
Atas kerja keras dan prestasinya, berbagai penghargaan pun dianugerahkan
kepada Adler. Atas temuan remote control Space Command, Adler menerima
anugerah Outstanding Technical Achievement Award 1958 dari Institute of
Radio Engineers atau sekarang dikenal dengan the Institute of
Electronical and Electronics Engineerra (IEEE). Adler juga menerima
anugerah dari IEEE berupa Outstanding Technical Paper Award tahun 1974,
atas tulisannya berjudul “An Optical Video Dsc Player for NTSC
Receivers”, yang merupakan presentasi awal atas kerjanya, yang kemudian
dikenal dengan video cakram digital (digital video disc, DVD).
Penghargaan lainnya adalah Edison Medal 1980 dan Ultrasonic Achievement
1981. Edison Medal adalah penghargaan tahunan yang diberikan kepada
orang dalam kariernya berjasa dalam ilmu kelistrikan, rekayasa listrik,
dan seni listrik.
Berkaitan dengan televisi dan remote control, ada yang unik dalam diri
Adler. Di rumahnya ia hanya punya tiga remote control lebih sedikit dari
jumlah remote control yang ada di rumah keluarga AS, yang rata-rata
memiliki sedikitnya empat remote control. Soal televisi, saat bicara
pada The Chicago Tribune pada tahun 1996, Adler berkata, “Aku hampir tak
pernah menyalakan televisi dan berselancar channel (dengan remote
control)”..