1. Bicara
Duduk dan bicarakan keiinginan memiliki anak ini bersama pasangan. Pastikan apakah Anda berdua cukup mapan, memiliki finansial yang stabil dan hubungan yang lebih dewasa. Selain itu, tanyakan pada diri masing-masing apakah Anda dan pasangan benar-benar ingin melanjutkan hidup ke tahap selanjutnya.
2. Siap secara fisik
Sembilan bulan bukanlah waktu yang sebentar. Dalam kurun waktu itu, Anda harus selalu dalam keadaan sehat, baik fisik maupun mental. Agar kesehatan fisik selalu terjaga, perhatikan asupan gizi di dalam menu makanan Anda. Hindari mengonsumsi makanan olahan atau makanan yang mengandung pengawet. Usahakan untuk selalu mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jangan lupa untuk minum susu agar tubuh Anda selalu kuat.
3. Cari tahu mengenai gen Anda
Selain rutin memerikasakan kesehatan Anda ke doter, pergi menemui konselor genetik juga merupakan tindakan yang tepat. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda akan membawa kelainan genetika pada anak di kemudian hari.
4. Menemui financial planner
Saat memutuskan untuk memiliki anak, Anda sudah harus mulai mengatu keuangan rumah tangga dengan lebih bijaksana. Jika Anda merasa butuh bantuan, temui seorang financial planner. Ia tidak hanya memilihkan produk investasi, asuransi, tapi juga memastikan agar tujuan keuangan kita tercapai.
5. Pelajari masa subur Anda
Ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur, yaitu dengan cara menghitung hari atau sistem kalender, perubahan lendir leher rahim, rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah, kenaikan suhu tubuh dan menggunakan alat tes ovulasi. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui kapan saat yang tepat untuk segera memulai 'program membuat anak'.
6. Siapkan budget khusus bayi
Sebaiknya Anda mulai merencanakan dan mengatur keuangan untuk biaya persalinan serta berbagai keperluan lain untuk menyambut kedatangan si kecil. Tak ada salahnya bila Anda dan pasangan menyiapkan dana ekstra untuk mengantisipasi kondisi dan pengeluaran tak terduga. Misalnya, semula Anda berencana untuk menjalani persalinan normal tetapi akibat sungsang, bayi Anda harus dilahirkan via operasi Caesar, yang tentu memerlukan biaya yang jauh lebih besar.
7. Pahami kebijakan kantor mengenai cuti hamil
Bagi ibu hamil yang bekerja, ada baiknya untuk mempelajari hak cuti hamil dan melahirkan yang berlaku di tempat kerja. Tak ada salahnya untuk bertanya lebih lanjut mengenai masalah ini pada bagian personalia. Sebaiknya, persiapan ini dimulai sejak trimester ke-1 atau ke-2.
8. Lakukan hal yang ingin Anda lakukan bersama pasangan
Sebelum akhirnya Anda memiliki buah hati, nikmati masa-masa berdua Anda dengan pasangan. Pergi menjelajahi Indonesia, atau negara-negara lain yang selama ini diidamkan. Setelah adanya si kecil, tentu hal ini akan sedikit terbatasi.
9. Rileks
Menurut Alice D. Domar, Ph.D, Direktur Mind/Body Center for Women’s
Health di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika
Serikat, hormon stres yang dikeluarkan oleh tubuh ibu hamil dapat masuk
ke dalam plasenta. Akibatnya, bayi bisa ikut-ikutan merasakannya.
Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya. Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Misalnya, dengan menarik napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Berusahalah untuk tetap rileks!
Ketenangan hati dan pikiran selama masa kehamilan memang perlu, bahkan dapat membantu kelancaran proses persalinan nantinya. Cobalah belajar dan berlatih teknik-teknik relaksasi. Misalnya, dengan menarik napas panjang secara perlahan-lahan dan dalam. Tahan sebentar, lalu hembuskan lagi. Berusahalah untuk tetap rileks!