Headlines News :
Home » , , , , » Toyota Luncurkan New Hilux D-Cab V A/T

Toyota Luncurkan New Hilux D-Cab V A/T

Written By www.sandhiserver.com on Senin, 04 Maret 2013 | 12.55

Toyota New Hilux Type V Automatic - Double Cabin


Tanpa melewati sebuah acara seremoni apapun PT Toyota Astra Motor (TAM) meluncurkan New Hilux D-Cab V A/T di Indonesia. Varian matik ( double cabin ) - kabin ganda ini membidik ke segmen konsumen pribadi dengan menawarkan fitur lebih lengkap, sekaligus melengkapi tipe sebelumnya yang sudah dipasarkan yakni, tipe E dan tipe G Manual.
 
Melalui keterangan resmi yang diterima media, Johnny Darmawan Presiden Direktur TAM mengatakan, tipe pick-up double cabin ini terus menunjukkan tren penjualan yang terus meningkat. "Kabin ganda menciptakan segmen tersendiri karena bisa menjadi kendaraan segala medan, sekaligus memberi kesan gagah dan sporti untuk  kendaraan pribadi," tegas Johnny.
 
Karena itulah, untuk varian baru Toyota yang satu ini hanya fokus menggarap penampilan dan fitur kenyamanan. Performa mesin masih sama dengan dua tipe lawas. Pada interior misalnya, Toyota membekalinya dengan setir dengan tombol pengatur audio dan layar multi informasi (MID) pada dasbor, diklaim TAM sebagai yang pertama untuk kabin ganda yang dipasarkan di Indonesia.
Kemewahan lain jok berbalut kulit, pengatur jok elektrik 6 arah dan pelek 17 inci.

Di tipe ini, Toyota menawarkan dengan delapan pilihan warna,
Super White II, Silver Metallic, Silky Gold Mica Metallic, Dark Steel Mica, Black Mica, Dark Grey Mica Metallic, Blue Metallic, dan Super Red II. 
 
Toyota Hilux V Matik dibandrol dengan Rp 359,8 juta on the-road Jakarta.
Dalam enam bulan tertama tahun ini, Hilux (semua model) berhasil terjual 7.233 unit, didominasi oleh kabin tunggal, 3.828 unit, sedangkan ganda 3.405 unit.

Sekilas Tentang HILUX
Cerita soal value for money pada kategori double cabin (D-Cab) memang tidak adil jika hanya melihat aspek harga, resale value, dan banyak sarana after sales service serta ketersediaan suku cadang di pasaran. Selain populasinya yang termasuk langka, harga bekasnya juga tak jelas. Coba saja browse mobil bekas D-Cab situs-situs internet, pasti susah mendapatkan unit sekennya.
Lalu pajak kendaraan bermotor dan biaya perawatan serta konsumsi bahan bakar rasanya pun tak menjadi catatan panjang para pemilik D-Cab. Sebab, pasarnya sangat kecil (niche), jadi bukan sembarang orang yang membelinya dan pasti deretan panjang list budget tadi tak lagi menjadi bahan kalkulasi mereka.
Kenyataan yang terjadi sebaliknya, pertimbangan value for money justru membuat sebuah D-Cab segera menjadi idaman konsumen. Boleh jadi karena kenyataan berikut ini.
Soal habitat, mayoritas D-Cab hanya berada di pedalaman. Kalau boleh disebutkan di pertambangan, perkebunan dan bahkan sebagian ada yang menjadi kendaraan operasional militer dan polisi. Hanya sedikit porsi D-Cab yang menjadi bagian gaya hidup, berbeda dengan awal kemunculannya di tahun 2000-an. Kini mereka benar-benar menjadi kendaraan armada (fleer). Perhitungan angka-angka ekonomis secara bisnis berperan di sini.
Dan jangan dibandingkan dengan kondisi di Thailand, karena di sana D-Cab adalah mobil utama untuk berbisnis, keperluan keluarga dan bahkan mobil rental saja pikup berkabin ganda. Padahal kondisi lalu lintas, infrastruktur, budaya dan alam negeri gajah putih itu tak jauh berbeda dengan Tanah Air. 
Memangfokus utama memilih D-Cab adalah pada utilitasnya, yakni kemampuan mengangkut hingga 5 penumpang dan muat-an sekaligus, tentunya berkaitan dengan luas kabin dan bak. Berikutnya adalah ketangguhan menjadi pertimbangan penting, yakni sistem gerak 4 roda beserta fitur pendukungnya seperti Limited Slip Differential dan kaki-kaki yang kokoh. Perangkat-perangkat yang menjadi pendukung utama performa dan pengendalian D-Cab saat menjelajah area yang tak mampu dilalui kendaraan biasa.
Tak Diduga
Hilux sebenarnya hadir sebagai finalis dalam kondisi yang tidak standar, walau sistem gerak, mesin dan beberapa fitur bawaan pabrik masih lengkap. Ban mud terrain, bedliner, tonneau cover, dan styling bar adalah fitur-fitur tambahan yang terpaksa kami coret dan dijadikan pengurang tetapi ternyata 'penalti' itu tidak cukup untuk mengurangi keperkasaannya. Bahkan unit yang dipinjamkan pun bukan yang terbaru.
Nyatanya, Hilux tetap memegang kursi terbaik di kategori D-Cab, walaupun selisih nilainya tipis dengan sang runner-up, Isuzu D-Max.

Penyebabnya, value for money yang membuatnya melesat tinggi, padahal kriteria lain tak bisa dikatakan lebih baik. Memang performa, kenyamanan dan akustik Hilux lebih baik dibanding para kompetitor, tetapi untuk kriteria lainnya nyaris jauh di bawah D-Max. Misalnya, pengereman dan fitur keselamatan, serta transmisi. Hilux E tidak dilengkapi airbag, dan ABS. Demikian dengan transmisi, Hilux masih menawarkan transmisi manual 5 kecepatan.
Area kabinnya, serasa memasuki cockpit Toyota lainnya. Karena memang Hilux termasuk bagian IMV Project, satu platform dengan Innova, dan Fortuner. Model-model tersebut saling berbagi desain dan komponen, karena bagian proyek kendaraan global Toyota. Artinya satu platform untuk pikup, SUV, dan MPV akan tampak sama di manapun di belahan dunia ini.
Pada dasarnya D-Cab adalah kuda beban, maka utilitas dan performa menjadi pertimbangan utama. Perangkat turbocharger dan intercooler telah mendongkrak performa mesin, dan menurut hasil uji dyno, tenaga dan torsi Hilux menjadi yang terbesar di kelasnya. Soal utilitas, sepertinya para kompetitor telah sadar untuk segera menutupi celah tersebut.
Akhirnya, apapun hasil uji dan pengamatan juri, toh Hilux masih layak bertakhta untuk kedua kalinya dalam dua tahun berturut-turut sebagai D-Cab terbaik.
Rodeo Reborn
Sebenarnya jika mau jujur, di antara para finalis D-Cab, unit tes Isuzu D-Max yang paling siap. Selain penampilan menawan dengan facelift terakhir, juga perangkat tambahannya terbaru. Sebut saja airbag, ABS dan transmisi matik, semuanya memang fitur baru yang ditawarkan D-Max.

Seperti para jawara ICOTY lainnya, nilai perolehan D-Max termasuk sedang-sedang saja dan konstan di semua kriteria. Tetapi justru konsistensi tersebut yang biasanya membuat finalis akan berada di puncak tertinggi. Walaupun demikian nyatanya D-Max nyaris mendudukinya, hanya berseiisih tipis dengan D-Cab terbaik tahun ini, Hilux.
D-Max unggul dalam kelengkapan fitur safety dan hasil uji pengereman yang terpendek di kategorinya, maklum telah dilengkapi ABS dan EBD. Tetapi performa mesin 3,0-liter D-Max belum mampu mengejar Hilux.
Soal utilitas tak jauh beda dengan Hilux. Hanya saja rata-rata juri secara subyektif menilai suspensi D-max terlalu keras, sehingga kurang nyaman. Walaupun kelak saat menjadi kuda beban, justru suspensi keras berarti tangguh.
Pemindah sistem gerak part-time 4WD D-Max masih seperti pendahulunya berupa tombol tekan yang diletakkan di dasbor tengah. Para juri menilai pemindah mode sistem gerak tersebut praktis. Walaupun cukup dikhawatirkan rentan terhadap air, karena elektrik. Pada ICOTY kali ini pun, pemindah mode gerak elektris bisa ditemukan pada Navara hanya saja dengan tombol putar. Padahal habitat D-Cab adalah wilayah yang tidak bisa dijamah oleh kendaraan biasa, itupun dengan beban penuh kalau perlu. Tetapi tentunya para pedesain D-Max telah cukup matang memikirkan perlindungan perlengkapan ber-offroad tersebut.
Soal desain, D-Max cukup ideal sebagai kuda beban di area pedalaman. Sudut datang yang cukup besar dipadu dengan tinggi dek bak yang rendah memudahkan untuk bermanuver dan bongkar muat barang.
Old Soldier
Dengan permohonan maaf mendalam MM menuliskan judul di atas bukan untuk merendahkan, tetapi betapa kami surprise dengan Navara. Pertama, odometer unit tes telah menunjukkan angka di atas 40.000 km. Kedua, usianya pun lebih dari 2 tahun, dan tampaknya unit tes masih sama dengan unit tes saat ICOTY 2008. Ketiga, tak ada unit tes lain yang bisa dipinjamkan PT. Nissan Motor Indonesia (NMI), itu pun dengan catatan jika terjadi apa-apa maka tanggung jawab dilimpahkan kepada NMI.

Dan benar saja, saat kami coba mencari tahu mengapa hasil uji emisinya cukup tinggi, turbochargerrusak berat. Dugaan kami sebenarnya kerusakan telah kronis sebelum unit tes kami terima, yakni pelumas turbo merembes ke saluran intake dan ruang bakar mesin. Itu penyebab nilai opasitasnya tinggi. Dan masalah rupanya menjalar, akibat berkurangnya pelumasan pada bilah turbo mengakibatkan perangkat force induction tersebut menyerah.
Kembali apresiasi kami masih berlanjut sebab para mekanik NMI segera mengganti unit turbo dan membuat Navara kembali siap berkompetisi.
Namun kembalinya sang pejuang ternyata belum cukup, padahal angka-angka yang di-raihnya tak bisa dibilang rendah karena masih berada di tengah. Katakan saja soal interior dan eksterior, masih terbaik. Dan mengingat Navara sebagai kompromi antara kendaraan kerja dan penjelajah kota, nilai akustiknya terbaik, bahkan kapasitas baknya masih yang terluas.
Kalau performa, harus diakui karena faktor usia, dan hanya Navara yang berkapasitas 2,5-liter, sementara D-Max dan Hilux memakai mesin 3,0-liter. Walaupun mesin dilengkapi pendongkrak tenaga yakni turbocharger dan intercooler, namun para kompetitornya berkiat sama.
Sepertinya hal itu mengingatkan pada ungkapan seorang Pahlawan Perang Dunia Kedua, Jenderal Douglas MacArthur, "Old soldiers never die, they just fade away".
Share this article :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Be Our Fans !

Top Post

Arsip Oke Media

 
Support : seo Copyright © 2012 - 2014/2015. Oke Media - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Edit By Idel Brodsky
Creator Oke Media by Sandhi Foreverz