Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem (Presstv) |
"Saya tidak dapat memahami, bagaimana AS akan memberikan dukungan kepada orang-orang yang telah membunuh rakyat Suriah," ungkap Muallem saat berada di Iran bersama Menlu Iran, Ali Akbar Salehi.
"Langkah tersebut hanya mencerminkan sebuah kebijakan standar ganda. Seseorang yang berniat membantu mencari solusi politik tidak seharusnya menghukum rakyat Suriah," imbuh Muallem seperti dilansir Reuters.
Komentar Muallem datang dua hari setelah Menlu AS John Kerry mengatakan, pemerintah akan mengirimkan bantuan langsung senilai USD 60 juta setara dengan Rp 580 miliar. Kerry mengatakan kami prihatin dengan keberadaan kelompok ekstrimis yang beroperasi di dalam dan diantara kelompok oposisi Suriah, pihak yang tidak akan berbagi tujuan atas masa depan Suriah yakni demokrasi dan persatuan yang menghormai hak asasi manusia semua warga Suriah.
"Saya yakin, totalitas dalam upaya ini akan berdampak pada kemampuan oposisi Suriah untuk mencapai tujuannya," ungkap Kerry.
Pengumuman ini menjadi sebuah sinyal pergeseran tajam kebijakan Gedung Putih untuk pertama kalinya sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011 lalu. Perubahan sikap tersebut dimaksudkan untuk mempercepat akhir dari rezim Assad. Disaat bersamaan langkah tersebut juga bertujuan untuk membantasi gerakan kelompok radikal yang memberikan bantuan langsung kepada pemberontak Suriah.