DENPASAR- Pasar penjualan di Indonesia yang cukup menjanjikan memang membuat para produsen automotif berlomba-lomba untuk membangun pabrik perakitan CKD (Completely Knocked Down) di Tanah Air.
Namun hal ini tidak berlaku untuk produsen merek premium asal Jepang, Subaru. Menurut Marcus Lim, General Manager Subaru Indonesia, Subaru belum berniat membuka pabrik perakitan CKD di Indonesia. Subaru masih ingin memperluas jaringan terlebih dahulu.
"Kami belum berniat membangun pabrik perakitan CKD di Indonesia, kami ingin memperluas jaringan dahulu di Indonesia," jelasnya disela-sela acara testride Subaru XV di Bali.
Marcus menambahkan, kami masih menargetkan peningkatan kepuasaan penjualan dan purna jual Subaru untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun kedepan.
Subaru sendiri menargetkan pembangunan 33 outlet Subaru tahun ini dengan fasilitas 3S yaitu sales, service dan sparepart.
"Kami masih ingin meningkatkan kepuasaan penjualan dan purna jual, dan target kami menambah 33 outlet. 3S tahun ini," tuntasnya.
Namun hal ini tidak berlaku untuk produsen merek premium asal Jepang, Subaru. Menurut Marcus Lim, General Manager Subaru Indonesia, Subaru belum berniat membuka pabrik perakitan CKD di Indonesia. Subaru masih ingin memperluas jaringan terlebih dahulu.
"Kami belum berniat membangun pabrik perakitan CKD di Indonesia, kami ingin memperluas jaringan dahulu di Indonesia," jelasnya disela-sela acara testride Subaru XV di Bali.
Marcus menambahkan, kami masih menargetkan peningkatan kepuasaan penjualan dan purna jual Subaru untuk jangka waktu tiga sampai lima tahun kedepan.
Subaru sendiri menargetkan pembangunan 33 outlet Subaru tahun ini dengan fasilitas 3S yaitu sales, service dan sparepart.
"Kami masih ingin meningkatkan kepuasaan penjualan dan purna jual, dan target kami menambah 33 outlet. 3S tahun ini," tuntasnya.