Kaum pemberontak Suriah (Reuters) |
"Saya tidak mengerti, bagaimana AS dapat memberikan dukungan pada kelompok yang membunuhi rakyat Suriah,” kata Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Moualem pada konferensi pers di Teheran, bersama dengan Menlu Iran, Ali Akbar Salehi.
"Ini tidak lain hanyalah sebuah kebijakan standar ganda. Orang yang mencari solusi politik, tidak akan menghukum rakyat Suriah," lanjutnya. Moualem berada di Iran untuk mencari solusi atas perang yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini. Selama ini, Iran adalah pendukung kuat Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Pada Kamis 28 Februari, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, pemerintahnya akan mengirimkan bantuan langsung senilai USD 60. "Selama lebih dari satu tahun, AS telah meminta Assad untuk memperhatikan suara rakyat Suriah dan menghentikan mesin perang. Sebaliknya, yang terjadi adalah peningkatan aksi brutal di lapangan," ungkap Kerry
Sementara itu, Salehi mengatakan, langkah AS akan memperpanjang konflik di Suriah, perang sipil yang sudah merenggung nyawa 70 ribu orang.
"Jika Anda benar-benar merasa menyesal tentang situasi yang sedang berlangsung di Suriah Anda harus memaksa oposisi untuk duduk di meja negosiasi dengan Pemerintah Suriah dan mengakhiri pertumpahan darah," jelas Salehi.
"Mengapa Anda mendorong oposisi untuk melanjutkan tindakan kekerasan?" lanjutnya. Selain Iran, rezim Presiden Assad juga mendapat sokongan penuh dari Rusi. Sementara AS dan sekutunya, menjadi penentang utama rezim Assad.