Gary
Thuerk, Marketing Manager dari Digital Equipment Corporation (DEC),
sebuah perusahaan komputer asal Amerika, pada 3 Mei 1978 ingin
menyiarkan kabar seputar penjualan perdana komputer terbaru
perusahaannya di Los Angeles dan San Mateo, California.
Atas sepengetahuan Carl Gartley, pemilik akun email yang dipinjam Thuerk, ia mengirimkan spam pertama
ke jaringan komputer sejumlah unversitas dan lembaga pemerintahan yang
dikenal dengan ARPAnet, yang merupakan nenek moyang jaringan Internet.
Saat itu, terdapat ribuan orang yang terhubung ke jaringan ARPAnet, dan sebagian besar dari mereka adalah ilmuwan komputer.
Thuerk sendiri bermaksud untuk mengirimkan email undangan bagi seluruh
400 anggota ARPAnet yang tinggal di kawasan pesisir barat Amerika
Serikat.
Namun, bukannya mengirimkan email bagi tiap anggota itu satu per satu,
seperti yang merupakan prosedur standar ketika itu, ia memutuskan untuk
mengirimkan satu email saja ke seluruh 400 orang itu.
Sontak, langkah yang diambil Thuerk menyulut emosi komunitas ilmuwan
yang tergabung dalam jaringan ARPAnet. Namun, upaya Thuerk membuahkan
hasil, sejumlah korban yang ia kirimi ‘spam pertama di seluruh dunia’
itu akhirnya membeli produk yang dijual perusahaannya. Bahkan, dikutip
dari Computer World, 6 Mei 2011, penjualan akibat spam itu mencapai
nilai 13 sampai 14 juta dolar AS.
‘Kejahatan’ yang dilakukan Thuerk itu diabadikan dalam sebuah tayangan di jaringan televisi CBC bertajuk “SPAM:
The Documentary.” Selain itu, ‘inovasi’ yang dibuat oleh Thuerk ini
juga membuatnya tercatat dalam Guinness World Records sebagai bapak para
spammer.
Saat ia melakukan apa yang ia perbuat ketika itu, Thuerk tidak menyadari
bahwa tindakannya merupakan salah satu tindakan yang mengubah dunia
komputer, khususnya dunia bisnis. Seperti diketahui, akibat ulah Thuerk,
menurut data Symantec terakhir, sekitar 80 persen email yang dikirimkan
di seluruh dunia saat ini merupakan email spam.
Namun demikian, dalam sebuah wawancara, Thuerk mengaku kondisi saat ini
bukanlah kesalahannya. “Anda tidak bisa menyalahkan Wright Brothers
(penemu pesawat terbang, red) akibat kecelakaan pesawat yang terjadi
saat ini,” ucapnya.