Ilmuwan berhasil menemukan bukti pertama adanya alam semesta lain.
Keberadaan alam semesta lain telah didiskusikan sejak lama. Namun, tak
ada bukti kuat tentang keberadaannya.
ESA Peta radiasi latar gelombang mikro kosmos hasil kerja wahana Planck, dirilis Kamis (21/3/2013). |
Bukti pertama keberadaan
alam semesta lain ditemukan lewat analisis peta radiasi sinar kosmik
yang dibuat berdasarkan data wahana Planck.
Radiasi sinar kosmik adalah radiasi yang ditinggalkan saat peristiwa Big Bang 13,8 miliar tahun yang lalu.
Planck
menggali data radiasi sinar kosmik sejak semesta masih berusia 370
tahun. Radiasi ini sudah tampak redup. Namun, Planck masih mampu membaca
karena sensitivitasnya.
Bukti adanya alam semesta lain yang ditemukan adalah adanya anomali pada penyebaran radiasi sinar kosmik.
Menurut
ilmuwan, secara umum, radiasi seharusnya tersebar merata ke seluruh
wilayah langit. Namun riset menunjukkan, radiasi lebih kuat di satu
bagian langit tertentu.
Bukti lain adalah adanya "cold spot". Adanya cold spot menunjukkan bahwa ada satu wilayah langit yang lebih dingin dari sekitarnya.
Laura
Mersini-Houghton, pakar fisika teoretik dari University of North
Carolina, mengatakan bahwa anomali penyebaran radiasi sinar kosmik dan
adanya cold spot menunjukkan adanya semesta lain.
"Anomali disebabkan oleh semesta lain yang menarik semesta kita yang terbentuk saat Big Bang," kata Mersini-Houghton.
"Anomali dan cold spot adalah bukti kuat pertama eksistensi semesta lain yang kita tahu," imbuh Mersini-Houghton seperti dikutip The Australian, Minggu (19/5/2013).
Menurut Mersini-Houghton, fisika saat ini belum mampu menerangkan anomali dan cold spot selain hubungannya dengan semesta lain.
Mersini-Houghton
akan menguraikan hasil penelitiannya lebih detail dalam festival How
The Light Gets In festival di Hay-on-Wye dan konferensi kosmologi di
Oxford.
Menanggapi hasil penelitian Mersini-Houghton, Malcom
Perry dari Universitas Cambridge mengatakan, temuan ini menarik. "Sangat
tepat bahwa ini menjadi bukti pertama adanya semesta lain," katanya.
Sementara,
George Efstathiou, profesor astrofisika dari Universitas Cambridge
mengatakan bahwa interpretasi hasil penelitian memang spekulatif, tetapi
menarik.
"Ide ini mungkin terdengar sinting, sama seperti ide
tentang Big Bang 3 generasi lalu. Namun kita mendapatkan bukti dan
sekarang hasil riset ini mengubah pemahaman kita tentang semesta,"
urainya.
Sumber : http://sains.kompas.com