Headlines News :
Home » , , » [Biografi] Oda Nobunaga - The Demon King

[Biografi] Oda Nobunaga - The Demon King

Written By Admin on Minggu, 10 Maret 2013 | 13.39



Oda Nobunaga (織田信長, 23 Juni 1534 – 21 Juni 1582) adalah pencetus dari penyatuan Jepang dibawah keshogunan di akhir abad 16, yang berkuasa di Jepang sampai restorasi Meiji di 1868. Dia juga seorang daimyo utama di masa Sengoku pada sejarah Jepang. Karyanya dilanjutkan, diselesaikan dan diakhiri oleh penerusnya Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu. Dia adalah anak kedua dari Oda Nobuhide, seorang gubernur militer yang mempunyai wilayah di Propinsi Owari. Nobunaga hidup dalam hidup yang penuh dengan penaklukan militer, yang pada akhirnya berhasil menaklukan sepertiga Jepang sebelum kematiannya di 1582. Penerusnya, Hideyoshi Toyotomi seorang pendukung Oda menjadi orang pertama yang menguasai seluruh Jepang, dan menjadi pemimpin seluruh Jepang semenjak perang Ōnin.

Biografi
========


Oda Nobunaga dilahirkan pada 23 Juni 1534 dan diberikan nama kecil Kippōshi (吉法師). Dia adalah anak kedua dari Oda Nobuhide. Di masa kecilnya dan awal masa remaja, dia dikenal karena perilakunya yang aneh dan mendapat julukan Owari no Ōutsuke (尾張の大うつけ, The Fool of Owari). Dengan pengenalan senjata api di Jepang kemudian ia menjadi dikenal atas kesukaannya terhadap Senjata api Tanegashima. Dia juga diketahui sering berlarian dengan anak-anak di daerahnya, tanpa memikirkan posisi kebangsawanannya. Nobunaga dikatakan lahir di istana Nagoya, namun hal ini masih diperdebatkan. Namun diyakini bahwa ia lahir di wilayah Owari. Pada 1574 Nobunaga menerima pangkat Kuge (Bangsawan istana), dan kemudian di 1577 ia diberikan pangkat Udaijin (Menteri kanan), pangkat tertinggi ketiga di kekaisaran.

Penyatuan Propinsi Owari
=========================


Pada 1551, Oda Nobuhide meninggal tiba-tiba dan ketika pemakamannya Nobunaga dikatakan telah bertingkah sangat tidak terpuji, ia melempar dupa upacara pemakaman ke altar. Perbuatan ini membuat ia terasing dari pengikut-pengikut Oda, meyakinkan mereka bahwa Nobunaga merupakan orang yang kurang disiplin dan biasa-biasa saja. Mereka mulai memihak dengan kakak Nobunaga yang lebih sopan dan baik tutur katanya. Hirate Masahide, yang juga merupakan guru dan pengikut Nobunaga sangat malu atas perbuatan Nobunaga ini dan melakukan seppuku. Hal ini sangat mempengaruhi Nobunaga yang di kemudian hari membuat sebuah kuil untuk menghormati Masahide.

Meski Nobunaga adalah ahli waris yang sah untuk Nobuhide, klan Oda terpecah-pecah menjadi beberapa fraksi. Ditambah kendali seluruh klan masih berada dibawah shugo Owari yaitu Shiba Yushimune. Karena itu Oda Nobutomo adik dari Nobuhide dan wakil shugo menggunakan Yoshimune yang tidak berdaya sebagai bonekanya dan menantang posisi Nobunaga sebagai pemimpin baru Owari. Nobutomo kemudian membunuh Yoshimune ketika ia mengetahui bahwa Yoshimune mendukung dan berniat membantu Nobunaga.

Untuk meningkatkan kekuasaannya, Nobunaga membujuk Oda Nobumitsu adik lain dari Nobuhide untuk bergabung bersamanya dan dengan bantuan Nobumitsu membunuh Nobutomo di Kastil Kiyosu, yang kemudian menjadi tempat tinggal Nobunaga untuk lebih dari 10 tahun. Mengambil keuntungan dari posisi Shiba Yoshikane anak dari Yoshimune sebagai shugo yang sah, Nobunaga membuat aliansi dengan klan Imagawa di propinsi Suruga dan klan Kira di Mikawa, karena kedua klan mempunyai shugo yang sama maka mereka tidak mempunyai alasan untuk menolak. Sebagai tambahan hal ini juga untuk membuat klan Imagawa untuk berhenti menyerang perbatasan Owari.

Meski pendukung Nobuyuki dan simpatisannya masih sangat besar, Nobunaga memutuskan untuk memimpin pasukan ke Propinsi Mino untuk membantu Saitō Dōsan setelah anak Dōsan's, Saitō Yoshitatsu, memberontak kepadanya. Operasi militer tersebut gagal, dimana Dōsan terbunuh dan Yoshitatsu menjadi tuan baru di Mino pada 1556.

Beberapa bulan kemudian Nobuyuki dengan bantuan Shibata Katsuie dan Hayashi Hidesada memberontak melawan Nobunaga. Ketiga konspirator dapat dikalahkan pada perang Inō, namun mereka dimaafkan karena intervensi Tsuchida Gozen, ibu kandung dari Nobunaga dan Nobuyuki. Meskipun demikian di tahun berikutnya Nobuyuki lagi-lagi berencana untuk memberonta. Ketika Nobunaga diberi tahu akan hal ini oleh Shibata Katsuie, ia berpura-pura sakit untuk mendekati Nobuyuki dan membunuhnya di Kastil Kiyosu.

Pada 1559, Nobunaga telah menghancurkan semua oposisi di dalam klan dan seluruh propinsi Owari. Dia terus menggunakan Shiba Yoshikane sebagai alasan untuk berdamai dengan daimyo lainnya, meski kemudian diketahui bahwa Yoshikane telah diam-diam berhubungan dengan klan Kira dan Imagawa untuk menyingkirkan Nobunaga dan mengembalikan kekuasaan untuk klan Shiba. Nobunaga akhirnya mengasingkan Yoshikane, dan membuat aliansi yang diciptakan tidak berlaku lagi.

Pertempuran Okehazama
======================


Pada 1560 Imagawa Yoshimoto mengumpulkan 25,000 tentara dan mulai bergerak kearah Kyoto, dengan alasan untuk mendukung shogun Ashikaga yang lemah. Klan Matsudaira dari propinsi Mikawa juga bergabung bersama pasukan Yoshimoto. Sebagai perbandingan klan Oda berhasil mengumpulkan hanya 3,000 tentara dan jumlah ini juga harus ditempatkan untuk menjaga beberapa benteng di perbatasan. Dibawah kondisi genting ini Nobunaga dikatakan melakukan dansa Atsumori di Kastil Kiyosu sebelum pergi bersama beberapa pegawainya untuk berdoa. Karena jumlah pasukan yang sangat tidak seimbang ini malam sebelumnya Shibata Katsuie telah mencoba dengan sia-sia untuk mengubah pikiran Oda Nobunaga yang ingin melakukan serangan frontal; dia terus mengingatkan Nobunaga bahwa tentara gabungannya kekurangan jumlah dibandingkan dengan kekuatan Imagawa. Hayasi Sado no Kami Hidesada yang juga merupakan penasihat Nobuhide menyarankan untuk menyerah tanpa melawan dengan menggunakan alasan yang sama dengan Katsuie.

Pengintai Nobunaga melaporkan bahwa Yoshimoto sedang beristirahat di Dengaku-hazama yang merupakan jurang sempit sebuah tempat ideal untuk melakukan serangan mendadak. Pengintai juga menambahkan bahwa tentara Imagawa sedang merayakan kemenangan-kemenangan mereka sementara Yoshimoto melihat perayaan tersebut. Nobunaga bergerak mendekati kemah Imagawa, dan mengambil posisi agak jauh. Deretan bendera-bendera dan prajurit palsu dari jerami dan juga helm sisa membuat kesan tentara yang banyak, sementara tentara asli Oda berputar dengan cepat ke belakang kemah Yoshimoto. Panas yang terik menghasilkan hujan petir yang besar. Ketika samurai Imagawa berteduh dari hujan Nobunaga menggerakkan pasukannya, ketika badai berakhir mereka menyerbu musuh mereka di jurang. Serangan itu begitu tiba-tiba membuat Yoshimoto berpikir bahwa prajuritnya sedang berkelahi satu sama lain. Ia menyadari bahwa hal ini merupakan serangan ketika dua samurai (Mori Shinsuke dan Hattori Koheita menyerbu masuk. Satu dari mereka mencoba menusuk Yoshimoto dengan tombak dimana Yoshimoto menangkis dengan pedangnya, tapi orang kedua segera mengayunkan pedangnya dan memotong kepala Imagawa.

Hal ini dengan cepat melemahkan klan Imagawa yang tidak lagi dapat mengontrol klan Matsudaira. Pada 1561, sebuah aliansi dibentuk antara Oda Nobunaga dan Matsudaira Motoyasu (yang nantinya menjadi Tokugawa Ieyasu), meskipun kedua klan pernah mempunyai permusuhan selama puluhan tahun. Berdasarkan tradisi pertarungan ini juga pertama kalinya Nobunaga menyadari bakat dari pembawa sendal yang akhirnya akan menjadi Toyotomi Hideyoshi.

Tenka Fubu
===========


Di Mino, Saitō Yoshitatsu tiba-tiba meninggal karena sakit pada 1561 dan diteruskan oleh anaknya Saitō Tatsuoki. Namun Tatsuoki yang masih muda bukan merupakan pemimpin yang kompeten dan ahli strategi bila dibandingkan dengan ayah dan kakeknya. Mengambil keuntungan akan hal ini, Nobunaga memindahkan markasnya ke Kastil Komaki dan memulai operasinya di Mino. Dengan meyakinkan pegawai-pegawai Saitō untuk meninggalkan tuan mereka yang tidak kompeten dan bodoh, Nobunaga dengan cepat melemahkan klan Saitō, sebelum akhirnya melakukan serangan akhir pada 1567. Nobunaga berhasil menaklukan kastil Inabayama dan mengirim Tatsuoki ke pengasingan.
Setelah mendapatkan kastil tersebut, Nobunaga mengubah nama kastil dan juga kota disekitar kastil tersebut menjadi Gifu. Mengambil nama tersebut dari Gunung Qi (岐山 Qi dalam standar tulisan Cina) yang legendaris di Cina, dimana dinasti Zhou berasal, Nobunaga menyatakan ambisinya untuk menaklukan seluruh Jepang. Dia juga mulai menggunakan cap pribadinya yang bertuliskan Tenka Fubu (天下布武), yang artinya "Menyebarkan militerisme ke seluruh negeri", atau secara harafiah "di bawah langit" (melihat semuanya di bawah surga). Pada 1564 Nobunaga menikahkan adiknya Oichi dengan Azai Nagamasa, seorang Daimyo di utara propinsi Ōmi Province. Hal ini kemudian membantu meluruskan jalan ke Kyoto.

Pada 1568 Ashikaga Yoshiaki pergi ke Gifu dan meminta Nobunaga untuk memulai operasi militernya ke Kyoto. Yoshiaki adalah adik dari shogun ke-13 dari keshogunan Ashikaga, Yoshiteru ingin membalas dendam atas pembunuh kakaknya yang telah mengangkat shogun boneka Ashikaga Yoshihide. Nobunaga setuju untuk membuat Yoshiaki sebagai shogun yang baru dan mengambil kesempatan ini untuk memasuki Kyoto, memulai operasi militernya. Sebuah halangan datang dari klan Rokkaku dari selatan propinsi Ōmi. Dipimpin oleh Rokkaku Yoshikata klan itu menolak mengakui Yoshiaki sebagai shogun dan siap untuk berperang. Sebagai balasan Nobunaga melancarkan serangan cepat menyingkirkan klan Rokkaku dari kastil mereka.

Dalam waktu singkat, Nobunaga sampai di Kyoto dan menyingkirkan klan Miyoshi keluar dari kota. Yoshiaki dibuat menjadi Shogun Ashikaga yang ke 15. Nobunaga menolak posisi sebagai Kanrei dan mulai membatasi wewenang shogun, membuat jelas bahwa ia berniat menggunakan Yoshiaki sebagai pembenaran atas penaklukannya di kemudian hari. Namun Yoshiaki yang tidak senang menjadi boneka diam-diam melakukan hubungan dengan berbagai daimyo untuk membuat aliansi anti Nobunaga.
Klan Asakura yang paling tidak senang akan kenaikan kekuatan klan Oda karena dulu klan Oda merupakan bawahan dari klan Asakura. Ditambah lagi Asakura Yoshikage juga melindungi Ashikaga Yoshiaki, namun tidak ingin untuk bergerak menuju Kyoto. Karena inilah klan Asakura membenci Nobunaga karena kesuksesannya.

Ketika Nobunaga meluncurkan operasi militernya ke wilaya klan Asakura, Azai Nagamasa yang menikah dengan Oichi memutuskan aliansinya dengan Oda untuk menghormati aliansi Azai-Asakura yang sudah berlangsung selama beberapa generasi. Dengan bantuan pemberontak Ikko, aliansi Nobunaga bergerak dengan kekuatan penuh, menjatuhkan banyak korban dari klan Oda. Di pertempuran Anegawa, Tokugawa Ieyasu bergabung dengan Nobunaga dan mengalahkan gabungan kekuatan klan Asakura dan Azai.

Nobunaga berperang dengan penganut Buddha. Kuil Enryaku-ji di Gunung Hiei, dengan sōhei (biksu pejuang) dari sekolah Tendai yang membantu grup Anti-Nobunaga dengan membantu aliansi Azai-Asakura selalu menjadi masalah untuk Nobunaga karena letaknya yang dekat dengan tempat tinggalnya. Nobunaga menyerang Enryaku-ji dan membakar habis kuil itu pada 1571, meskipun kuil itu telah dikagumi sebagai simbul budaya yang penting pada waktu itu, dan membunuh sekitar 3,000 orang pria, wanita dan anak-anak dalam prosesnya.

Ketika pengepungan Nagashima, Nobunaga mengalami kekalahan yang cukup berat, termasuk kematian beberapa saudaranya, oleh pemberontak Ikkō-ikki, sebuah koalisi dari petani, biksu dan pendeta shinto juga bagsawan lokal yang tidak setuju akan pemerintahan samurai. Pengepungan akhirnya berakhir ketika Nobunaga mengepung rapat kota itu dan membakarnya, membunuh 10,000 orang yang bukan prajurit, termasuk wanita dan anak-anak. Dia kemudian juga berhasil merebut benteng utama mereka di Ishiyama Hongan-ji setelah pengepungan 11 tahun yang berakhir dengan menyerahnya benteng tersebut.

Salah satu pemipin koalisi Anti-Nobunaga adalah Takeda Shingen, meskipun hubungan antara kedua klan ini umumnya damai dan juga memiliki aliansi kecil. Pada 1572 karena desakan Shogun, Shingen memutuskan untuk bergerak ke ibukota dan memulainya dengan menyerang wilayah Tokugawa. Karena terikat di barat, Nobunaga hanya dapat mengirimkan sedikit bala bantuan untuk Ieyasu, yang mengalami kekalahan di pertempuran Mikatagahara di 1573. Namun setelah pertempuran, pasukan Tokugawa melakukan serangan malam dan meyakinkan Takeda akan datangnya serangan balasan, hal ini menyelamatkan Tokugawa yang saat itu lemah dengan gertakan. Hal ini akan memainkan peran penting dalam filsafat Tokugawa tentang kesabaran strategis dalam kampanye dengan Oda Nobunaga. Tidak lama setelah itu pasukan Takeda mundur setelah Shingen meninggal karena sakit pada 1573. Hal ini menenangkan Nobunaga karena dengan ini dia dapat fokus ke Yoshiaki, yang telah secara terbuka menyatakan permusuhan lebih dari sekali, meskipun ada tentangan dari pihak istana. Nobunaga berhasil mengalahkan pasukan Yoshiaki dan mengirimnya ke pengasingan, mengakhiri keshogunan Ashikaga pada tahun yang sama.

Juga di tahun 1573 Nobunaga berhasil menghancurkan klan Asakura dan Azai, hal ini menyebabkan Azai Nagamasa mengirimkan Oichi kembali kepada Nobunaga dan melakukan seppuku. Dengan kehancuran Nagashima pada 1574, ancaman utama Nobunaga berasal dari klan Takeda yang sekarang dipimpin oleh Takeda Katsuyori.

Pada pertempuran penting Nagashino, gabungan kekuatan Nobunaga dan Tokugawa Ieyasu menghancurkan klan Takeda dengan penggunaan strategis arquebuses (senapan kopak). Nobunaga berhasil mengkompensasikan waktu mengisi ulang senjata arquebus dengan mengatur penembaknya dalam tiga baris. Setelah tiap baris menembak, mereka akan merunduk dan mengisi ulang sementara baris berikutnya menembak. Peluru-peluru yang mereka tembakkan berhasil menembus baju pelindung pasukan kavaleri Takeda, yang akhirnya terdesak dan terbunuh oleh tembakan beruntun. Dari situ Nobunaga melanjutkan ekspansi kekuasaannya, mengirim Shibata Katsuie dan Maeda toshiie ke utara dan Akechi Mitsuhide ke propinsi Tamba.

Pengepungan klan Oda atas Ishiyama Hongan-ji di Osaka berhasil mendapat sedikit kemajuan, namun klan Mori dari wilayah Chūgoku berhasil menembus blokade laut dan mulai mengirim persediaan ke benteng yang kuat itu lewat laut. Sebagai hasil, pada 1577 Hashiba Hideyoshi diperintahkan bergerak ke barat untuk melawan klan Mori.

Namun Uesugi Kenshin yang dikatakan sebagai Jendral terbaik pada masanya semenjak kematian Takeda Shingen ikut serta pada koalisi kedua Anti-Nobunaga. Mengikuti penaklukannya ke wilayah sekitar kedua sisi akhirnya bertempur diTedorigawa yang menghasilkan kemenangan mutlak Uesugi. Pada waktu inilah pasukan Uesugi bersiap-siap bergerak ke arah Kyoto.

Karena kekalahannya ekspansi Nobunaga di Noto, Kaga dan propinsi Etchu terhenti. Namun Kenshin yang sedang bersiap menggerakan pasukannya lagi setelah perang meninggal kemungkinan karena pendarahan otak sebelum menggerakan mereka. Setelah kematian Kenshin dan kebingungan atas penerusnya, Nobunaga memulai operasi militernya lagi di area tersebut.

Pasukan Nobunaga memaksa Ishiyama Hongan-ji menyerah di tahun 1580 dan menghancurkan klan Takeda pada 1582. Kekuatan administrasi Nobunaga berada pada puncaknya dan ia baru saja akan menyerang propinsi Echigo dan Shikoku.


^Peta Jepang 1582. Area yang berwarna ungu adalah wilayah yang dikuasai Oda pada 1560, dan yang berwarna abu-abu adalah wilayah yang dikuasai oleh Nobunaga pada saat kematiannya di 1582.

Insiden di Honnō-ji dan Kematian
============================== ==


Pada 1582 mantan pembawa sendal Nobunaga, Hashiba Hideyosi menyerbu propinsi Bichu, dan mengepung kastil Takamatsu. Namun kastil itu sangat penting untuk klan Mori, dan kehilangan tempat itu akan membuat wilayah asal Mori menjadi rentan. Dipimpin oleh Mōri Terumoto bala bantuan tiba di luar Kastil Takamatsu, dan kedua pihak terhenti. Hashiba meminta bantuan dari Nobunaga.

Sering diperdebatkan bahwa sebenarnya Hideyoshi tidak memerlukan bantuan, namun tetap memintanya kepada Nobunaga karena berbagai alasan. Banyak yang percaya bahwa Hideyoshi sering dibenci dan dicemburui oleh sesama panglima perang Nobunaga karena kenaikan pangkatnya yang cepat dari prajurit biasa menjadi salah seorang Jendral utama Oda Nobunaga, ingin memberikan penghargaan atas penaklukan Takamatsu kepada Nobunaga jadi merendahkan dirinya dihadapan pegawai Oda yang lain.

Dalam hal apapun Nobunaga memerintahkan Niwa Nagahide untuk mempersiapkan penaklukan Shikoku, dan Akechi Mitsuhide untuk membantu Hideyoshi. Menuju ke wilayah Chūgoku, Nobunaga tinggal di Honnō-ji, sebuah kuil di Kyoto. Karena Nobunaga tidak mengharapkan serangan akan datang di tengah-tengah wilayah kekuasaannya, dia hanya dijaga oleh beberapa pelayan pribadi dan pengawal.

Mitsuhide memilih waktu ini untuk mengambil satu unit pasukannya dan mengepung Honnō-ji sementara mengirimkan pasukan Akechi lainnya menyerang kastil Nijōdi Kyoto yang dibangun pada 1601 oleh Tokugawa, memulai kudeta. Pengawal Nobunaga yang sedikit jumlahnya segera kewalahan dan selagi tentara Akechi mendekat pada kuil yang terbakar tempat Nobunaga sedang singgah, ia memutuskan untuk melakukan seppuku di salah satu ruangan dalam. Anak Nobunaga meninggal dalam pertarungan di dekat kuil, dan hanya pegawai muda Nobunaga Mori Ranmaru tinggal di sisi tuannya, dia masih remaja ketika serangan itu terjadi. Kesetiaan Ranmaru kepada tuannya sangat populer dan dipuja pada masa Edo. Dia melayani Nobunaga disaat ia mencari waktu yang damai untuk melakukan seppuku, kemudian Ranmaru juga melakukan hal yang sama.

Penyebab penghianatan Mitsuhide sangatlah kontroversial. Diajukan bahwa Mitsuhide ingin memindahkan wilayah Mitsuhide untuk Mori Ranmaru yang dikatakan merupakan pasangan sejenis Nobunaga hubungan ini sering dikenal sebagai shudō. Motif lain mengatakan bahwa hal ini disebabkan balas dendam atas banyaknya penghinaan dan ejekan terhadap Mitsuhide, atau kecemburuan Mitsuhide karena Nobunaga lebih menyukai pegawainya yang lain Hashiba Hideyoshi.

Namun 11 hari setelah kudeta di Honnō-ji, Mitsuhide terbunuh dalam pertempuran Yamazaki dan tentaranya dikalahkan oleh Hashiba Hideyoshi, yang kemudian menjadi penerus peninggalan Nobunaga. Dia lebih dikenal sebagai Toyotomi Hideyoshi. Pada saat kematian Nobunaga, ia berkuasa atas lebih dari separuh propinsi di Jepang , yang sebagian besar terdapat di wilayah Kyoto.

Nobunaga, Hideyoshi dan Ieyasu
============================== ==


Toyotomi Hideyoshi yang menyatukan Jepang di 1590 and Tokugawa Ieyasu yang mendirikan Keshogunan Tokugawa di 1603 adalah pengikut Nobunaga yang setia. Kedua orang ini memperoleh hadiah dari pencapaian Nobunaga dimana mereka bisa membangun Jepang yang bersatu. Ada pepatah mengatakan: "Nobunaga memukul Kue Beras nasional, Hideyoshi mengadoninya, dan di akhir-akhir Ieyasu duduk dan memakannya."

Hideyoshi meningkatkan posisinya dari rakyat jelata sampai menjadi seorang Jendral utama Nobunaga. Ketika dia menjadi Menteri Utama pada 1586, dia menciptakan sebuah hukum bahwa status Samurai dipermanenkan dan dapat diwariskan, mereka yang bukan Samurai tidak diperbolehkan untuk membawa senjata, dengan demikian mengakhiri mobilitas sosial dari Jepang darimana dia sendiri mendapatkan manfaatnya. Dia juga dikatakan membendung sungai untuk membanjiri desa-desa musuhnya. Hal ini bertahan sampai runtuhnya Keshogunan Edo oleh revolusioner restorasi Meiji. Hideyoshi mengamankan klaimnya sebagai penerus sah Nobunaga setelah mengalahkan Akechi Mitsuhide sebulan setelah kematian Nobunaga.

Sangat penting untuk dicatat bahwa perbedaan antara samurai dan non-samurai sangatlah tidak jelas ketika di abad 16, kebanyakan pria dewasa dari berbagai bagian sosial (bahkan petani kecil) merupakan bagian dari setidaknya satu organisasi militer dan juga pergi berperang sebelum dan sesudah pemerintahan Hideyoshi. Bisa dikatakan waktu itu situasinya "Semua melawan semua" berlangsung selama satu abad. Keluarga samurai yang diakui setelah abad ke 17 adalah mereka yang mengikuti Nobunaga, Hideyoshi, dan Ieyasu. Perang besar yang terjadi ketika pergantian rezim dan sejumlah samurai yang sudah kalah musnah, menjadi ronin atau menyatu bersama rakyat.

Ieyasu menghabiskan masa kecilnya dengan Nobunaga sebagai sandera klan Oda. Meski banyak pertempuran terjadi antara Ieyasu dan klan Oda, Ieyasu akhirnya memihak kepada Nobunaga dan menjadi salah satu sekutu terkuatnya.

Kebijakan
==========


Secara militer, Nobunaga merubah cara berperang di Jepang. Dia mengembangkan, mengimplementasikan dan memperluas penggunaan tombak panjang, senjata api dan benteng pertahanan sesuai dengan berkembangnya pertarungan besar di masa itu. Senjata api yang dikenalkan oleh bangsa Portugis telah menghasilkan pembentukan brigade senjata api di ketentaraan. Ketika dua pabrik senjata api di kota Sakai dan Omi ditaklukan, hal ini memberikan Nobunaga kekuatan tembak yang lebih unggul dari musuh-musuhnya. Nobunaga juga menciptakan sistem pembagian prajurit dan mengangkat pegawai dan bawahannya berdasarkan kemampuan, bukan hanya sekedar dari nama, pangkat, atau hubungan keluarga seperti di masa lalu. Para pegawainya diberikan tanah berdasarkan jumlah beras yang dihasilkan, bukan ukuran tanah. Sistem organisasi Nobunaga ini kemudian digunakan dan secara intensive dikembangkan oleh sekutunya Tokugawa Ieyasu dalam membentuk Keshogunan Tokugawa di Edo.

Keunggulan dan kecerdikan Nobunaga tidak hanya terbatas pada medan perang, dia juga merupakan seorang ahli bisnis dan mengerti prinsip ekonomi mikro dan ekonomi makro. Pertama-tama, untuk memodernisasi ekonomi dari sistem berbasis pertanian ke industri dan jasa, kota-kota berbenteng dikembangkan sebagai pusat dan basis untuk ekonomi lokal. Jalan dibuat didalam daerahnya antara satu kota dengan yang lainnya bukan hanya untuk memfasilitasi perdagangan tapi juga untuk menggerakkan tentara ke tempat yang jauh dengan waktu yang lebih singkat. Perdagangan internasional juga dikembangkan melebihi Cina dan tanjung Korea, sementara nanban (suku selatan) berdagang dengan Eropa, Filipina, Thailan dan Indonesia juga dimulai.

Nobunaga juga memulai kebijakan rakuichi rakuza (楽市楽座) sebagai cara untuk menstimulasi bisnis dan perkembangan keseluruhan ekonomi dengan menggunakan sistem perdagangan bebas. Kebijakan ini melarang monopoli dan membuka serikat, asosias, dan perkumpulan yang tertutup karena ia melihatnya sebagai penghambat perdagangan. Meskipun kebijakan ini memberikan dorongan yang besar atas ekonomi, hal ini masih tergantung kepada dukungan daimyo. Salinan proklamasi asli dapat ditemukan di Entoku-ji kota Gifu. Dia juga mengembangkan pengecualian pajak dan membuat hukum yang mengatur tentang kemudahan pinjaman hutang.

Budaya
========


Ketika Nobunaga menguasai Jepang dan mengumpulkan sejumlah besar kekayaan, ia semakin mendukung seni yang merupakan salah satu minatnya, tetapi di kemudian hari dan secara bertahap ia menggunakan hal ini sebagai pertunjukan atas kekuatan dan prestisenya. Ia membangun kebun yang luas dan kastil yang mereka sendiri merupakan simbul budaya yang hebat. Kastil Azuchi yang ada di tepi danau Biwa dikatakan sebagai kastil terhebat dalam sejarah Jepang, dilapisi emas dan patung-patung diluar dan dihiasi oleh lukisan pada tirai, pintu geser, tembok dan langit-langit yang dibuat oleh bawahannya Kano Eitoku di dalam. Ketika waktu ini, salah satu bawahan Nobunaga yang juga merupakan ahli upacara teh Sen no Rikyu mendirikan upacara minum teh Jepang yang dipopulerkan oleh Nobunaga dan dipergunakan sebagai cara untuk membahas politik dan juga bisnis. Awal dari Kabuki modern juga dimulai pada era pemerintahan Nobunaga yang kemudian disempurnakan pada masa Edo.

Sebagai tambahan Nobunaga juga sangat tertarik pada budaya Eropa yang masih sangat baru di Jepang. Ia mengumpulkan benda-benda seni dari barat termasuk senjata dan pelindung, ia juga termasuk salah satu orang Jepang yang dicatat memakai pakaian Eropa untuk pertama kalinya. Dia juga menjadi pelindung misionaris Yesuit di Jepang dan mendukung pembangunan gereja kristen pertama di Kyoto pada 1576, meski dia sendiri tetap menjadi atheis dan tidak pernah menjadi penganut Kristen. Dalam suatu kunjungan oleh Yesuit di Maret 1581 Nobunaga tertarik pada seorang budak yang melayani pengawas misi Yesuit, dan Nobunaga meminta supaya budak ini menjadi anak buahnya. Budak ini, yang kemudian dikenal dengan nama Jepang Yasuke, sangat disukai oleh Nobunaga dan turut bertarung pada pertarungan akhir di Honnō-ji. 

Ketika itu penganiayaan terhadap umat Buddha lebih didorong karena ia ingin memisahkan politik dengan agama. Meskipun tidak sepenuhnya tercapai ketika masa kekuasaan Nobunaga, ia mencoba membuat sebuah kewenangan publik yang rasional dan politis. Konsep yang dimunculkan karena perubahan ini nantinya akan merubah secara radikal komunitas masyarakat di Jepang. Ide-ide baru yang muncul tersebut dimasukkan kedalam wacana umum tanpa menggantinya secara mendasar, atau menjadi pilihan baru di masa Tokugawa yang memperluasnya.

Legacy
=======


Nobunaga dikenal sebagai salah satu figur yang brutal pada masa Sengoku. Nobunaga merupakan yang pertama dari tiga pemersatu ketika masa Sengoku. Urutan mereka adalah Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyasu (yang juga dipanggil Hashiba Hideyoshi diatas) dan Tokugawa Ieyasu. Oda Nobunaga juga hampir menyelesaikan penaklukan dan penyatuan Jepang ketika Akechi Mitsuhide, salah satu Jendralnya memaksa Nobunaga melakukan seppuku di Honnō-ji Kyoto. Akechi kemudian menyatakan dirinya sebagai tuan atas seluruh wilayah Nobunaga namun dengan cepat dikalahkan oleh Hideyoshi.

Family 
======


Tergantung sumbernya, Oda Nobunaga dan seluruh klan Oda adalah keturunan dari antara lain Klan Fujiwara atau klan Taira (Terutama, dari Taira no Shigemori). Garis keturunannya dapat dilacak dari kakek buyutnya, Oda Hisanaga yang dilanjutkan oleh Oda Toshisada, Oda Nobusada, Oda Nobuhide dan Nobunaga sendiri.

Source
=======


http://en.wikipedia.org/wiki/Oda_Nobunaga

http://www.samurai-archives.com/nobunaga.html

Translated by: saya sendiri.


Versi Anime
===========



^Oda Nobunaga versi Sengoku Collection



^Oda Nobunaga versi Sengoku Otome


Versi Game
===========



^Oda Nobunaga versi Devil King



^Oda Nobunaga versi Samurai Warriors


Pendapat Pribadi
=================


Well, Nobunaga adalah salah satu tokoh kontroversial yang ada di Jaman Sengoku, kalau sepanjang pengamatan saya sumber kekuatan Nobunaga berasal dari penyerapan kebudayaan luar negeri terutama penggunaan senjata api. Taktik jeniusnya menembak bergantian saat itu bahkan belum diperkenalkan di barat. Selain itu kebijakannya mengenai agama sebaiknya tidak disatukan dengan politik juga membuat saya manggut2x.

Yang menjadi poin minus untuk saya mungkin adalah pembantaiannya terhadap pengikut Buddha di gunung Hiei dan juga Nagashima, mungkin ini sebabnya mengapa dia dijuluki sebagai Demon King. Menurut saya pembantaian ini tidak perlu dilakukan namun mungkin Nobunaga lebih didesak akan berulangnya pemberontak ini meresahkan keluarganya.

Yang paling saya ingat antara Nobunaga, Hideyoshi, dan Ieyasu adalah pepatah berikut:

Quote:
Apa yang akan kamu lakukan bila seekor burung tidak bernyanyi:

Oda Nobunaga, "Bunuh saja Burung itu."


Toyotomi Hideyoshi, "Buat burung itu supaya bernyanyi."


Tokugawa Ieyasu, "Tunggu sampai burung itu bernyanyi."



Sumber: http://www.kaorinusantara.web.id
Share this article :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Be Our Fans !

Top Post

Arsip Oke Media

 
Support : seo Copyright © 2012 - 2014/2015. Oke Media - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Edit By Idel Brodsky
Creator Oke Media by Sandhi Foreverz